Contoh Puisi Lama,Pengertian,Ciri Ciri Dan Jenisnya - Puisi lama, tentu kita sering mendengar kata puisi lama yang ada di pelajaran bahasa Indonesia dan pastinya kita sudah tahu bahwa berbeda antara puisi lama dengan puisi modern (puisi baru). Kali ini saya akan mencoba membahasnya satu persatu, dimulai dari pengertian puisi lama berikut ini.
Sebelum membahas puisi lama saya akan membahas sedikit tentang sastra lama. Sastra lama adalah karya sastra yang berupa sastra daerah dan karya sastra yang mendapat pengaruh hindu (India) serta islam (Arab). Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan, diantaranya jumlah kata dalam satu baris, jumlah dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata setiap baris, dan irama.
Ciri-ciri puisi lama yaitu anonim, tersebar secara lisan, dan terikat aturan. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam, yaitu mantra, pantun, karmina, gurindam, syair, seloka, dan talibun. Berikut jenis-jenis puisi lama dan contohnya akan dijelaskan di bawah ini.
Jenis-Jenis Puisi Lama:
1. Mantra
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib seperti doa. Keberadaannya dalam masyarakat melayu pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami perubahan zaman, kini mantra menjadi sebuah karya sastra.
Contoh mantra:
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang tua
Aku sapa tidak berbunyi
2. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memelihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama.
Contoh pantun:
Burung merpati burung dara (1) sampiran
Terbang menuju pantai kuta (2) sampiran
Hati siapa takkan gembira (3) isi
Karena aku sedang jatuh cinta (4) isi
3. Karmina
Karmina atau pantun kilat adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, lamaran, pesta budaya, dll.
Contoh karmina:
Burung perkutut terbang melayang (1) sampiran
Kamu kentut tidak bilang-bilang (2) isi
4. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c), jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata, hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab dan akibat.
Contoh gurindam:
Barang siapa tiada memegang agama (a)
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama (a)
Jika kamu tidak berhati lurus (b)
Koruptor pun akan menjadi rakus (b)
Jika kamu tidak pernah sholat (c)
Tentu dirimu akan tersesat (c)
Jika kamu tidak berhati lurus (b)
Koruptor pun akan menjadi rakus (b)
Jika kamu tidak pernah sholat (c)
Tentu dirimu akan tersesat (c)
5. Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab dan mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris mempunyai makna yang paling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair ,menceritakan kisah yang mengandung nasihat/ petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh syair:
Paras elok amat sempurna (a)
Petak majelis bijak laksana (a)
Petak majelis bijak laksana (a)
Memberi hati bimbang gulana (a)
Kasih kepadanya mulia dan hina (a)
6. Seloka
Seloka adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata "seloka" diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, tetapi ada juga yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh seloka :
Duduk santai malam dan siang
Jantung berdetak habis terguncang
Sudah bertemu dengan kasih sayang
Hanya dirimu yang selalu terbayang
7. Talibun
Talibun adalah jenis pantun panjang yang terdiri dari lebih dari empat baris yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris seperti itu tetap ada.
Apabila talibun terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai sampiran, sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun terdiri dari delapan belas baris maka empat baris pertama dikategorikan sebagai sampiran semetara empat baris kedua dikategorikan sebagai isi.
Contoh taliban:
Pergi ke pasar membeli baju (1) sampiran
Membeli baju di toko india (2) sampiran
Berwarna merah tak ada lengan (3) sampiran
Sedih terasa hatiku (1) isi
Melihat dirimu bertemu dengan dia (2) isi
Berjalan berdua bergandengan tangan (3) isi
Silahkan klik dibawah ini bila ingin melihat contoh puisi lama lebih banyak lagi:
Contoh Puisi Lama
Silahkan klik dibawah ini bila ingin melihat contoh puisi lama lebih banyak lagi:
Contoh Puisi Lama
Bagaimana, apakah anda sudah paham mengenai puisi lama? Semoga penjelasan di atas dapat membantu menyelesaikan tugas dan menambah wawasan anda tentang puisi lama. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk selalu bahagia yaa.. :D
Terimakasih.
Terimakasih.
Sumber:
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta: Saufa.
0 comments:
Post a Comment