Friday, December 9, 2016

Contoh Puisi Lama,Pengertian,Ciri Ciri Dan Jenisnya

Contoh Puisi Lama,Pengertian,Ciri Ciri Dan Jenisnya - Puisi lama, tentu kita sering mendengar kata puisi lama yang ada di pelajaran bahasa Indonesia dan pastinya kita sudah tahu bahwa berbeda antara puisi lama dengan puisi modern (puisi baru). Kali ini saya akan mencoba membahasnya satu persatu, dimulai dari pengertian puisi lama berikut ini.


Sebelum membahas puisi lama saya akan membahas sedikit tentang sastra lama. Sastra lama adalah karya sastra yang berupa sastra daerah dan karya sastra yang mendapat pengaruh hindu (India) serta islam (Arab). Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan, diantaranya jumlah kata dalam satu baris, jumlah dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata setiap baris, dan irama.

Ciri-ciri puisi lama yaitu anonim, tersebar secara lisan, dan terikat aturan. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam, yaitu mantra, pantun, karmina, gurindam, syair, seloka, dan talibun. Berikut jenis-jenis puisi lama dan contohnya akan dijelaskan di bawah ini.


Jenis-Jenis Puisi Lama: 
  
1. Mantra 
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib seperti doa. Keberadaannya dalam masyarakat melayu pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami perubahan zaman, kini mantra menjadi sebuah karya sastra.
Contoh mantra:

     Sihir lontar pinang lontar
     Terletak di ujung bumi
     Setan buta jembalang tua
     Aku sapa tidak berbunyi

2. Pantun 
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memelihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama. 
Contoh pantun:

    Burung merpati burung dara          (1) sampiran
    Terbang menuju pantai kuta          (2) sampiran
         Hati siapa takkan gembira              (3) isi
         Karena aku sedang jatuh cinta        (4) isi

3. Karmina 
Karmina atau pantun kilat adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, lamaran, pesta budaya, dll. 
Contoh karmina:

   Burung perkutut terbang melayang     (1) sampiran
        Kamu kentut tidak bilang-bilang    (2) isi

4. Gurindam  
Gurindam adalah puisi lama yang setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c), jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata, hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab dan akibat. 
Contoh gurindam:

    Barang siapa tiada memegang agama          (a)
       Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama  (a)

    Jika kamu tidak berhati lurus             (b)
        Koruptor pun akan menjadi rakus   (b)

    Jika kamu tidak pernah sholat    (c)
        Tentu dirimu akan tersesat     (c)

5. Syair 
Syair adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab dan mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris mempunyai makna yang paling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair ,menceritakan kisah yang mengandung nasihat/ petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh syair:

    Paras elok amat sempurna            (a)
    Petak majelis bijak laksana           (a)
    Memberi hati bimbang gulana        (a)
    Kasih kepadanya mulia dan hina    (a)

6. Seloka 
Seloka adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata "seloka" diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, tetapi ada juga yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh seloka :

   Duduk santai malam dan siang
   Jantung berdetak habis terguncang
   Sudah bertemu dengan kasih sayang
   Hanya dirimu yang selalu terbayang

7. Talibun 
Talibun adalah jenis pantun panjang yang terdiri dari lebih dari empat baris yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris seperti itu tetap ada.

Apabila talibun terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai sampiran, sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun terdiri dari delapan belas baris maka empat baris pertama dikategorikan sebagai sampiran semetara empat baris kedua dikategorikan sebagai isi.
Contoh taliban:

  Pergi ke pasar membeli baju         (1) sampiran
  Membeli baju di toko india             (2) sampiran
  Berwarna merah tak ada lengan    (3) sampiran
           Sedih terasa hatiku                                   (1) isi
           Melihat dirimu bertemu dengan dia          (2) isi
           Berjalan berdua bergandengan tangan     (3) isi 


Silahkan klik dibawah ini bila ingin melihat contoh puisi lama lebih banyak lagi:
Contoh Puisi Lama

Bagaimana, apakah anda sudah paham mengenai puisi lama? Semoga penjelasan di atas dapat membantu menyelesaikan tugas dan menambah wawasan anda tentang puisi lama. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk selalu bahagia yaa.. :D
Terimakasih.

Sumber:
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta: Saufa.

0 comments:

Post a Comment